Sabtu, 11 Juni 2016

AKHIR KISAH KUBAH TUA MUSHOLA ‪#‎asukluruk‬


Bintang –bintang langit yang kulirik sebentar pasti bintang yang kemarin aku lihat, namun dengan pengalaman dan kejadian yang berbeda tentunya. Seperti perbedaan takdir pada setiap diri mahluk yang Allah ciptakan.

Kubah lamat-lamat, kulihat. Bagus . hanya saja warnanya kusam termakan umur. Terik panas dan guyuran air hujan pesisir, membuatnya terlihat renta. Kubah dengan pucuk bulatan melingkari lafadz Allah. Yang aku rasa dia sebagai kubah disitu usianya tidak akan jauh lagi, yaa … selepas ramadhan paling lama, kubah itu akan dicopot dan diganti kubah baru.

Kubah seng atau aluminium itu, berada disana untuk pergi tinggal menunggu waktu. Kubah itu akan menjadi rongsokan untuk dijual ke pengepul tukang rosok. Ya kubah penanda bahwa itu baitullah, rumah Allah, tempat orang bersujud atau masjid, atau mushola. Berakhir menjadi barang rosokan.
Kubah dengan Lafadz Allah dipucuknya. Sebagai penanda bahwa itu tempat menyembah pasrah kepada Allah. Jika sudah terlalu tua, renta dan jelek, akan kembali menjadi barang tak berguna dan bersama rosok lain akan menyatu. Rosok apa saja. Entah itu rosok dari kipas angina rumah bordil, rosok dari monitor tempat karaoke, atau rosok dari lampu diskotik dan club night. Entahlah….. nasib kubah tua yang pasrah.

Kubah yang berjasa menjadi penanda. Kubah yang dulu kemilau indah kena cahaya surya. Dipuji karena bagusnya. Menjadi penyemangat keindahan mushola, kini renta dimakan usia. Aku memandangnya sepanjang tujuh hari saban bakda sahur. Sambil duduk di teras rumah. Sembari menikmati apa saja, selama sisa waktu boleh sahur menuju imsak dan subuh ramadhan.

 Aku memandangmu penuh cinta. Sepenuh cinta aku berusaha, atau sepenuh aku berusaha cinta. Seperti yang pernah mereka lakukan dulu. Dulu sekali, semasa mudamu, kubah yang akan segera terganti oleh kubah baru yang lebih muda fresh dan lebih mahal. bro... Takdir kita telah terukir.

Kendal 7 Ramadhan 1437 Hijriyah
Kyai Suwung.

Tidak ada komentar: