Minggu, 19 Juni 2016

Cinta Butuh Paket Data. Update Statuslah…. #asukluruk


Dua hari ini, kurasan emosi begitu menyedot energy. Sabtu, sebagai manusia lumrah jika merasakan panic, was-was dan marah. Sebagai orang tua, ayah dari anak yang sudah jelas pasti sangat mencintai keluarga. Aku panic karena anakku diajak sama Simbah dan Budenya, belanja di pasar weleri. Dari jam 9.30 sampai jam 15.00 belum pulang. Sementara mereka tidak membawa Hp.
Dalam kepanikan, saya mondar-mandir saja dalam rumah, kedepan kebelakang, kekamar keluar kamar, muter-muter. Nongkrong di teras rumah, masuk kedalam, keluar lagi. Tiap ada suara motor Honda matik, harap-harap cemas semoga itu mereka pulang.
Isteriku menyuruhku tidur, semakin dia menyuruhku tenang, semakin aku ngomal-ngomel. Panic akut. Sampai jelang ashar , isteriku mengusulka untuk menyusul mereka. Langsung aku jawab, Sepakat. Tanpa piker panjang, hanya mengenakan kaos oblong, celana pendek, dan setelah memasukan jas hujan, berangkatlah kami.
Belum jauh dari rumah, melihat keselatan, terlihat rona hujan lebat. Sepanjang jalan isteriku diam saja mendengarkan omelanku, pelepas kepanikan. Opo blanjane ntek rong milyar, ko di pasar sampai setengah hari. Apa blonjone akeh?
Perhitungane nek membeli baju satu baju cukup waktu 20 menit, lima menit pertama mengamati, memeriksa 15 menit selanjutnya nyang-nyangan dan membayar. Apa belanja baju banyak sekali?
Nek lunga ngejak anak mbok selain hari sabtu dan minggu, mengingat aku liburnya pada dua hari itu. Biar aku bisa banyak waktu bersama anakku. Walah…….
Saat mau masuk jalan utama sendang kulon, huja deras datang, kami berhenti dibawah pohon balinci, depan took kelontong samping kanan pertigaan itu. Isteri yang memakai. Dompet hp dan lainnya aku serahkan padanya.
Sepanjang perjalanan menuju weleri, aku dan isteri melihat-lihat sekelompok orang yang berteduh di kanan kiri jalan. Terutama di tempat-tempat umum. Siapa tau disitu ada motor yang dikendarai mereka. Tidak ada juga. Masuk ke pantura hujan semakin lebat. Aku meludah berulang kali, kekanan dan kekiri, kadang juga kebawah dan jatuh di badan motorku. Maklum orang puasa kan gitu, kalau kehujanan. Produksi air ludah meningkat dan mau menelan khawatir mengurangi kekhusukan berpuasa. Entahlah.
Setiap kali berpapasan dengan kendaraan isteriku tampak menyimak dan memperhatikan saksama. Masuk montong, mendekati pom bensin kami berpapasan dengan mereka. Alhamdulillah. Mereka belum tau kalau kami menyusul di belakang. Hingga kemudian lampu merah pertigaan sebelum weleri, aku berhenti tepat disamping mereka.
Aku diam isteriku yang bebicara dengan ibunya. Aku mendenga bahwa mereka tertahan hujan. Seorang bapak yang mengalami hal sama, tertahan hujan di weleri mengatakan bahwa hujan turun dari jam 12.30 siang, sampai sekarang  belum reda.  
Begitu masuk kecamatan rowosari, di Wonotenggang, hujan mereda. Masuk Sendang hujan sudah reda sama sekali. Alhamdulillah. Pakaian basah, ya sudahlah.
Intinya begini, manajemen waktu dan kalau bepergian bawalah hp. Supaya bisa SMS atau telpon. Komunikasi itu penting. Atau buat update status biar tau keadaan sekitar. Lha buat apa punya hp kalau fungsinya tidak digunakan sebagaimana mestinya?
Yah pengalaman ini, membuatku berpikir untuk sesering mungkin update status. Sehingga orang bisa mengetahui posisiku dan bagaimana situasainya. Itulah pentingnya Hp, paham?
Cinta itu butuh paket data. Ternyata…..
Salam seduluran.

Semarang, 20 Juni 2016.

Tidak ada komentar: