Senin, 14 April 2008

wayang dan saya

saya sangat suka dengan cerita wayang sehingga dalam beberapa waktu bahkan saya memiliki keinginan dan cita-cita menjadi dalang.
entah kenapa beberapa waktu saya menonton wayang dal bertemu dengan beberapa orang dari suara merdeka wow mereka juga demen wayang juga yaaa...... atau mensponsori acara ini. heheheheheh...

tau ngga akhir cerita Pandawa dan Kurawa in i dia saya ambil dari beberapa situs yang intinya sama,

saat puntadewa sudah meniti gunung mahameru dan berhasil sampai kepuncaknya bersama, seekor anjing yang tak lain adalah batara dharma, maka diajaklah dia oleh betara Indra.

Dalam Gandhengan Batara Dharma, Puntadewa mengikuti langkah sang penjaga gerbang yang tak lain adalah Batara Indra. Mereka berjalan melalui padang rumput hijau segar dipenuhi taman aneka bunga nan asri. Tak beberapa lama sampailah mereka di sebuah pintu gerbang, berukir indah, memancarkan cahaya berkilau. Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya, tanpa mengalami kesulitan Puntadewa masuk ke dalamnya.
"Betapa indahnya surga, lebih indah dari yang aku dibayangkan. Belum pernah aku merasakan kebahagiaan seperti saat ini."

Oleh karena kepenuhan kebahagiaan yang sempurna, Maka tidaklah mengherankan, decak kagum dan pujian penuh syukur hampir tak pernah berhenti terucap dari mulut Puntadewa. Pada saat yang membahagiaakn itu, Puntadewa teringat keempat adiknya, teringat akan sumpahnya untuk bersama-sama merasakan pahit manisnya kehidupan. Maka dicarinya keempat adiknya diantara orang-orang yang ada, namun tidak diketemukan.

Tiba-tiba mata Puntadewa terbelaklah melihat beberapa orang yang sedang melintas di depannya. Benarkah itu Duryudana, Dursasana dan para Kurawa lainnya. Mengapa mereka yang berperilaku tidak terpuji berada ditempat ini. Benarkah tempat ini adalah surga kebahagiaan nan abadi? Jika benar, mengapa masih ada perasaan tidak mengenakan, sehingga mengurangi kebahagiaanku. Perasaanku mengatakan, bahwa tempat ini bukan surga yang sebenarnya. Ada surga sejati yang abadi, surga kebahagiaan kekal dan tak berubah-ubah. Pasti keempat adikku berada di sana. Aku akan menyusul mereka.

"Jangan lakukan itu, Puntadewa"
"Mengapa Hyang Indra"
"Tempatmu di sini Puntadewa. Di surga."
"Berada disurga bersama Para Kurawa?"
"Itu adalah urusan Hyang Padha Wenang."
"Aku mengerti Hyang Indra. Bukankah surga adalah wujud kelimpahan rahmat yang dianugerahkan ketika manusia telah 'menyelesaikan' tugasnya sesuai dengan panggilan dharma."
"Itu Benar Puntadewa, dan engkau telah mendapatkan surga itu. Tetapi mengapa rahmat itu akan kau tinggalkan.?"
"Aku ingin setia akan sumpahku, seperti halnya aku setia akan panggilan darma."
"Tetapi Puntadewa, engkau tidak boleh menemui keempat adikmu"
"Mengapa Hyang Indra"
"Mereka ada di Neraka."
"Di Neraka!"

Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas meninggalkan surga. menuju neraka, tempat adik-adiknya berada. Karena belum tahu jalannya, Puntadewa memohon kepada Hyang Darma menjadi penunjuk jalan. Dalam sekejab, mereka telah sampai di jalan setapak, dengan jurang menganga di kanan-kiri. Di jurang-jurang itulah tampaklah pemandangan yang mengenaskan dan mengerikan. Banyak orang terpanggang dalamkobaran nyala api abadi. Mereka menggeliat kesakitan tanpa dapat berbuat sesuatu. Ketika Puntadewa dan Bhatara Dharma lewat di jalan setapak itu, mereka berebut minta tolong dengan tangan terjulur, agar dientaskan dari jurang yang dipenuhi nyala api abadi.

Puntadewa tidak dapat membendung air matanya, tatkala melihat diantara kerumunan orang-orang yang minta tolong tersebut terdapat Bimasena, Harjuna, Nakula dan Sadewa. Nalurinya sebagai saudara tua terusik, Puntadewa menjulurkan tangannya hendak menolong keempat adiknya. Namun niat itu tidak pernah kesampaian. Jurang itu berada jauh di bawah dari jangkauan tangannya. Niat Puntadewa telah bulat, ia ingin berada diantara keempat adiknya. Maka kemudian ia meloncat turun di jurang api abadi. Api neraka. Apa yang dilakukan merupakan wujud kesetiaan abadi. Kesetiaan yang senantiasa dipelihara, diperjuangkan dan bahkan membutuhkan pengorbanan. Dan Puntadewa percaya, dalam kesetiaan yang demikian, ia tetap selalu ada di garis rahmatNya, walupun harus dibakar oleh panasnya api.

Melihat kejadian itu, Batara Indra dan Batara Darma kebingungan. Mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Tugas mereka adalah untuk mengantar Puntadewa ke dalam Surga. Tetapi yang terjadi kemudian bahwa Puntadewa memaksakan diri masuk ke neraka. Maka segera mereka menghadap Hyang Pada Wenang, melaporkan apa yang telah terjadi.

"Ampun Hyang Pada Wenang, kami berdua siap menerima murkaMu, karena tidak dapat mencegah ketika Puntadewa meloncat ke api neraka."
"Aku tidak akan murka. Itu semua memang berada dalam rencanaku. Aku sendirilah yang telah mengujinya. Dan ia telah selesai dan lulus. Puntadewa sungguh 'manusia sempurna,'. Surga Abadi Aku anugerahkan kepadanya."

Bersamaan dengan Sabda Hyang Pada Wenang, tempat di mana Puntadewa berada berubah menjadi Surga Abadi. Semua bersorak penuh syukur. Puntadewa telah menyelamatkan banyak orang. Dalam waktu yang bersamaan, tempat di mana Duryudana berada, berubah menjadi Lautan Api Abadi. Semua orang berteriak kepanasan. Duryudana telah menyengsarakan banyak orang.

inilah akhirnya bahwa balasan bagi-orang-orang yang jahat dan baik tentu berbeda ya kan?

semarang, 14 April 2008



M Di Risw Hd Nr
suwungnana@yahoo.co.id/ www.attaqwapandana.blogspot.com, www.suwungnana.blogspot.com